Setelah Anda membaca artikel big data di Satelitweb ini sampai habis, Anda akan mengenal dengan jelas apa itu big data, pengertian, sejarah, karakteristik, cara dan contoh penggunaannya yang teramat sangat penting untuk saat ini dan masa mendatang.
Memasuki era digital seperti saat ini, penggunaan data menjadi aset yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi perusahaan berskala besar.
Namun, kini penggunaan database yang bersifat open source seperti MySQL, PostGre, dan MariaDB tidak cukup untuk membantu perusahaan dalam mengelola, menyimpan, dan mengatur segala informasi yang berbentuk data secara terstruktur dan sistematis. Pasalnya, perusahaan besar membutuhkan software yang dapat menampung berbagai jenis data dengan skala yang lebih besar. Dalam hal ini, peranan big data sangat lah diperlukan.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan big data? Apa saja karakteristik dan fungsinya? Bagaimana contoh penggunaan big data saat ini?
Untuk mempelajarinya lebih lanjut, mari simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian dan Sejarah Singkat Big Data
Big data adalah sekumpulan data yang memiliki volume atau ukuran yang sangat besar yang terdiri dari tiga jenis data, yaitu data terstruktur (structured), semi-terstruktur (semi structured), dan tidak terstruktur (unstructured). Sekumpulan data dari ketiga jenis data tersebut dapat berkembang seiring berjalannya waktu.
Fenomena big data dimulai pada tahun 1930-an ketika major project data pertama dipesan oleh administrasi Franklin D. Roosevelt di Amerika Serikat. Saat itu, pemerintah Amerika Serikat harus melacak kontribusi dari 26 juta warga Amerika dan lebih dari 3 juta pemberi kerja akibar adanya perubahan Social Security Act menjadi undang-undang pada tahun 1937.
Kemudian, pada tahun 1943, Inggris mengembangkan mesin pengolah data pertama yang bernama Colossus untuk memecahkan kode Nazi sata Perang Dunia II. Mesin tersebut berhasil membantu para tentara Inggris untuk membaca sandi hanya dalam hitungan jam.
Pada tahun 1952 hingga awal tahun 1990-an, big data mulai banyak dimanfaatkan untuk kepentingan badan keamanan Amerika Serikat. Pada masa itu, Pemerintah Amerika Serikat mendirikan pusat data pertama yang dapat menyimpan lebih dari 742 juta pengembalian pajak dan 175 juta sidik jari dengan mentransfer semua catatan data tersebut ke dalam pita komputer magnetik yang disimpan di satu lokasi. Pusat data ini kemudian menjadi cikal bakal penyimpanan data elektronik di dunia.
Meskipun penggunaan big data sudah secara perlahan diinisiasikan di tahun 1930 hingga 1990-an, istilah big data baru pertama kali muncul di tahun 2005 oleh Rogers Mougalas dari O’Reilly Media. Kala itu, istilah big data mengacu pada kumpulan data besar yang tidak dapat dikelola dan diproses menggunakan alat intelijen bisnis tradisional.
Sejak saat itu, istilah big data mulai populer di kalangan ilmuwan dan bisnis. Kini, terdapat banyak start-up big data yang membantu banyak perusahaan untuk mengelola, menyimpan, dan mengatur data dalam skala besar.
Karakteristik Big Data
Pada dasarnya, big data adalah pengembangan dari sistem database pada umumnya. Hal yang membedakan big data dengan database lainnya adalah karakteristik The Three V’s yang merupakan bagian dari big data, yaitu volume, velocity, dan variety.
1. Volume
Big data mampu membantu organisasi mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk transaksi bisnis, peralatan industri, media sosial, dan masih banyak lagi.
2. Velocity
Velocity berarti data mengalir ke bisnis dalam kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan harus ditangani tepat waktu. Hal ini didorong dengan adanya tag RFD, sensor, dan smart meter.
3. Variety
Variety berarti data hadir dalam semua jenis format, mulai dari terstruktur, numerik hingga dokumen teks, email, audio, video, dan transaksi keuangan yang tidak terstruktur.
Selain tiga karakteristik tersebut, masih ada dua karakteristik lainnya yang disebut dengan istilah “The 2 V’s”, yaitu value dan veracity.
Value merupakan nilai atau aliran data yang tidak teratur dalam beberapa kondisi dan periode. Sementara itu, veracity mengacu pada kualitas data yang dapat berasal dari berbagai macam sumber.
Apa Saja Fungsi Big Data?
Big data memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah:
1. Memprediksi dan menganalisis penyebab suatu masalah dalam sistem
Big data dapat digunakan untuk memprediksi dan menganalisis penyebab suatu masalah yang terjadi dalam sistem. Selain itu, hasil analisis tersebut dapat digunakan dan ditampilkan secara langsung (real time).
2. Menjadi referensi untuk mengembangkan suatu produk
Informasi yang dibutuhkan akan disimpan ke dalam big data dan hasil analisis dari informasi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan bisnis atau produk.
3. Mengurangi waktu dan biaya
Penggunaan big data dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Tak hanya itu, proses mengirim dan menerima data pun dapat menjadi lebih cepat.
Bagaimana Cara Menggunakan Big Data?
Penggunaan big data dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa tools, misalnya Tableau, Xplenty, RapidMinor, Pentaho, dan SkyTree.
Di samping itu, Anda juga dapat menggunakan big data dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Integrasi data
Langkah pertama adalah melakukan integrasi data. Hal ini dilakukan karena big data terdiri dari sekumpulan input yang berbeda dan harus diproses sebelum bisa diolah. Misalnya, Anda dapat mengumpulkan data berupa komentar konsumen, foto-foto konsumen dengan produk Anda di media sosial, atau traffic di laman website dan media sosial bisnis Anda.
2. Mengelola data
Langkah kedua adalah dengan melakukan pengelolaan data. Untuk dapat mengelola data dengan benar, maka Anda harus memiliki cara penyimpanan data yang teratur dan sistematis. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan cloud storage untuk menyimpan data-data Anda.
3. Analisis data
Langkah yang terakhir adalah analisis data. Untuk melakukan langkah ini, Anda tidak dapat menggunakan perangkat lunak olah data tradisional, melainkan harus membuat permodelan data menggunakan Machine Learning dan Artificial Intelligence. Hal ini disebabkan data yang harus diolah begitu besar dan kompleks.
Contoh Penggunaan Big Data
Big data dapat digunakan untuk mengelola maupun menyimpan data-data kompleks di berbagai bidang, seperti bisnis, telekomunikasi, bahkan kesehatan.
Contoh penggunaan big data di bidang bisnis adalah pemanfaatan big data untuk customer profiling. Dengan big data, Anda dapat mempelajari pola dan profil pelanggan melalui data-data yang dibuat oleh pelanggan ketika sedang berinteraksi dengan produk secara langsung, misalnya melalui website atau media sosial. Dengan begitu, Anda dapat memberikan rekomendasi produk yang tepat bagi pelanggan untuk meningkatkan penjualan.
Di bidang telekomunikasi, big data dapat digunakan untuk mengintegrasikan berbagai macam sumber data yang ada dalam sebuah perusahaan telekomunikasi, seperti data operasional jaringan, transaksi percakapan, dan koneksi internet. Jika data-data tersebut dapat diintegrasikan dengan baik, Anda dapat memperoleh insight yang dapat digunakan untuk optimalisasi jaringan atau meningkatkan pelayanan.
Kemudian, big data juga dapat digunakan di bidang kesehatan. Di bidang kesehatan, integrasi data, akurasi data, dan kecepatan perolehan data sangat lah penting karena menyangkut keselamatan pasien. Dengan big data, layanan kesehatan dapat memperoleh insight yang bermanfaat untuk meningkatkan layanannya, seperti identifikasi diagnosa yang lebih akurat, personalisasi obat-obatan, dan optimalisasi operasional rumah sakit.
Kesimpulan
Demikian artikel gratis mengenai big data, beserta pengertian, sejarah, karakteristik, cara dan contoh penggunaannya dari Satelitweb. Gimana? Apakah Anda tertarik menggunakan big data untuk menunjang performa bisnis atau perusahaan Anda?
Semoga bermanfaat! 🙂