Memahami Apa itu Blockchain Lebih Dalam dan Contohnya

  • Home
  • Artikel
  • Memahami Apa itu Blockchain Lebih Dalam dan Contohnya
apa itu blockchain, cara kerja dan contohnya

Setelah membaca tulisan di Satelitweb ini sampai habis, Anda akan memahami pengetahuan penting tentang apa itu Blockchain, cara kerja blockchain disertai contoh-contohnya.

Belakangan ini, teknologi blockchain semakin banyak diperbincangkan masyarakat Indonesia. Hal ini salah satunya dipicu oleh ketertarikan masyarakat terhadap dunia cryptocurrency yang kian meningkat.

Perbincangan mengenai teknologi blockchain dan dunia cryptocurrency pun tak hanya berhenti di kalangan pegiat IT, tetapi juga masyarakat awam. Bahkan, kini ada banyak selebritis dan influencer yang ikut mengungkapkan keterlibatan atau ketertarikannya terhadap dunia teknologi yang satu ini.

Lalu, kira-kira apa itu teknologi blockchain? Bagaimana cara kerja dan karakteristiknya? Apa saja perbedaan blockchain dan cryptocurrency?

Daripada Anda penasaran, mari simak ulasan berikut ini.

Apa Itu Blockchain?

Secara harfiah, blockchain terdiri dari dua gabungan kata, yaitu “block” yang artinya blok atau kelompok dan “chain” yang artinya rantai. Jadi, blockchain berarti sebuah kelompok atau blok yang saling terhubung seperti rantai.

Pada dasarnya, penamaan tersebut mencerminkan cara kerja blockchain. Blockchain menggunakan sumber daya komputer untuk menciptakan blok-blok yang terhubung satu sama lain dengan tujuan mengeksekusi transaksi.

Blok-blok tersebut berisikan informasi digital. Selain itu, setiap blok memiliki komponen yang disebut hash, yaitu suatu set karakter yang menyusun berbagai informasi pada blok.

Jadi, secara singkat, blockchain merupakan teknologi penyimpanan data digital yang media penyimpanannya berupa rangkaian blok yang saling terhubung dengan satu sama lain guna mengeksekusi suatu transaksi.

Teknologi blockchain terhubung melalui kriptografi. Penggunaan teknologi ini juga tidak terlepas dari Bitcoin dan Cryptocurrency.

Cara Kerja Blockchain

Teknologi blockchain umum digunakan pada Cryptocurrency, seperti Bitcoin. Alur dan cara kerja teknologi blockchain dalam transaksi bitcoin adalah sebagai berikut:

  1. Pertama, sebuah toko menerima pembayaran melalui Bitcoin.
  2. Pelanggan datang dan ingin membeli menggunakan Bitcoin.
  3. Pemilik toko memberikan alamat wallet-nya. Pelanggan melakukan pembayaran ke alamat wallet tersebut.
  4. Kemudian, transaksi pembayaran antara pelanggan dan pemilik toko akan terkirim dalam bentuk request yang nantinya akan terkirim ke akun para penambang Bitcoin. Penambang Bitcoin adalah orang atau kelompok yang memiliki perangkat khusus untuk melakukan perhitungan matematis pada transaksi Bitcoin. Penambang Bitcoin ini lah yang nantinya akan menjadi bagian dari blok dan membentuk chain.
  5. Setelah transaksi terkirim ke akun penambang Bitcoin, para penambang akan menghitung nilai Bitcoin berdasarkan kombinasi dan konversi yang ada.
  6. Setelah nilai didapatkan, maka blok baru akan tercipta. Blok ini akan digunakan untuk menyimpan data transaksi antara pemilik toko dan pelanggan tadi.
  7. Selanjutnya, sistem blockchain melakukan verifikasi terhadap transaksi tersebut. Jumlah Bitcoin di wallet pemilik toko bertambah.
  8. Transaksi selesai.

Blockchain memiliki sistem yang terdesentralisasi. Artinya, sistem blockchain tidak memiliki otoritas sentral, tetapi masih bisa bekerja seperti seolah-olah ada otoritas sentral di belakangnya.

Baca juga: Mengungkap Apa itu NFT, Pengertian dan Contohnya

Dengan sistem desentralisasi, teknologi blockchain tidak bergantung pada otoritas eksternal untuk validasi keaslian data karena keseluruhan pengambilan keputusan diserahkan kepada para pengguna sistem tersebut.

Dengan begitu, seluruh transaksi yang terjadi dan tersimpan dalam sistem blockchain menjadi transparan dan bebas korupsi. Selain itu, transaksi juga lebih aman karena kemungkinan mengalami gangguan sangat kecil dan sistemnya pun tidak mudah dibobol.

Karakteristik Blockchain

Blockchain memiliki beberapa karakteristik utama, yakni:

1. Bersifat Open Source

Blockchain bersifat open source. Artinya, siapa pun dapat terlibat dalam pemanfaatan teknologi blockchain, termasuk melakukan verifikasi, melihat berapa banyak supply, dan melihat proses inflasi.

Baca juga: Mengenal Apa itu SaaS, Cara Kerja dan Contohnya

2. Tidak Terpusat atau Desentralisasi

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, blockchain memiliki sistem yang terdesentralisasi. Dengan begitu, sistemnya bersifat menyebar dan tidak terpusat. Jadi, tidak ada satu orang yang dapat memegang kendali terhadap sistem blockchain karena kode-kode yang digunakan dalam teknologi ini tersebar pada ribuan perangkat yang saling terkoneksi di jaringan blockchain tersebut.

3. Tingkat Inflasi yang Jelas

Pemanfaatan teknologi blockchain dalam mata uang kripto menyebabkan data tentang tingkat inflasi terhadap mata uang ini menjadi lebih jelas dan akurat. Hal ini disebabkan Anda dapat mengetahui dengan jelas berapa banyak supply dan permintaannya.

4. Tidak Bisa Terhapus

Setiap transaksi yang terjadi dalam sistem blockchain tidak dapat dibatalkan atau dihapus. Hal ini disebabkan sistem blockchain yang hanya mampu menambahkan data dan tidak bisa menghapus atau membuat perubahan pada data. Dengan begitu, potensi masuknya hacker ke dalam sistem ini pun menjadi lebih kecil.

Bagaimana Pemanfaatan Blockchain?

Umumnya, blockchain dikenal untuk pemanfaatannya di bidang finansial, seperti penggunaannya dalam transaksi cryptocurrency. Pasalnya, teknologi blockchain dapat diibaratkan sebagai buku kas yang dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun tanpa harus meminta persetujuan pihak ketiga seperti bank terlebih dahulu.

Dengan adanya teknologi blockchain, seluruh proses transaksi finansial dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Namun, teknologi blockchain sebenarnya juga banyak dimanfaatkan di berbagai bidang lainnya selain finansial. Contohnya, McKinsey pernah menciptakan tabel peluang blockchain untuk berbagai bidang, seperti telekomunikasi, media, dan properti pada tahun 2018 silam.

Perbedaan Blockchain dan Cryptocurrency

Blockchain dan Cryptocurrency memiliki perbedaan mendasar.

Pada dasarnya, cryptocurrency adalah sistem mata uang digital yang diamankan menggunakan kriptografi. Oleh karena itu, mata uang kripto tidak dapat dipalsukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Lain halnya dengan cryptocurrency, blockchain merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk menyimpan data digital yang terhubung dengan kriptografi, termasuk data transaksi cryptocurrency.

Jadi, meskipun berbeda, keduanya saling berkaitan. Intinya, crypto adalah mata uang digital dan blockchain adalah teknologi penyimpanan data-data digital yang berkaitan dengan transaksi cryptocurrency.

Kesimpulan

Demikian ulasan mengenai teknologi blockchain, termasuk pengertian, cara kerja, karakteristik, pemanfaatan, dan perbedaannya dengan cryptocurrency. Sayangnya, saat ini teknologi blockchain belum diterapkan di Indonesia.

Namun, Bank Indonesia terus menerapkan kajian terhadap virtual currency dan teknologi blockchain ini. Selain itu, banyak masyarakat Indonesia yang sudah mulai melek perihal teknologi yang satu ini dan dunia cryptocurrency. Bahkan, sudah banyak masyarakat Indonesia yang menjadikan virtual currency seperti kripto sebagai investasi, lho.

Nah, jika Anda juga tertarik mendalami dunia blockchain dan cryptocurrency termasuk sebagai investor, pastikan Anda sudah memahami betul konsep dan cara kerja dari teknologi ini ya agar terhindar dari penipuan atau kerugian yang tidak diinginkan.

Demikian artikel pengetahuan mengenai apa itu blockchain dan contonnya dari Satelitweb, semoga bermanfaat!

Wandi

Penulis di Satelitweb.com

(021) 29433280 | 08122222612

Butuh bantuan? Jangan ragu untuk menghubungi Satelitweb