Marketplace vs Toko Online Merek Sendiri, Jangan Keliru Memilih!

  • Home
  • Artikel
  • Marketplace vs Toko Online Merek Sendiri, Jangan Keliru Memilih!
marketplace vs toko online sendiri

Anda sedang merencanakan pemasanan produk Anda di internet dan bingung memilih antara menggunakan marketplace yang praktis dengan membangun toko online merek sendiri dari awal? Bacalah artikel ini agar Anda tercerahkan mendapatkan ilmu dan tidak salah memilih.

Keputusan memilih pemasaran digital bagi bisnis Anda antara marketplace vs toko online sendiri harus Anda tentukan sejak awal. Pasalnya, hal tersebut menyangkut soal perkembangan suatu bisnis atau usaha. Pemasaran yang tepat dengan memanfaatkan teknologi digital dan internet pada zaman ini amat penting.

Tujuannya adalah barang maupun brand produk Anda dapat masyarakat kenal secara luas. Nah, pada kesempatan kali ini, Satelitweb akan membahas beberapa hal mengenai kelebihan maupun kekurangan dari marketplace serta toko online sendiri.

Perbedaan Ecommerce VS Marketplace

Untuk mengetahui perbedaan antara electronic commerce (ecommerce) dan marketplace, maka membutuhkan pengertian antara keduanya. Keduanya sebenarnya tidak bisa disamakan, sebab pada dasarnya, marketplace masuk dalam salah satu kategori ecommerce.

Pengertian Ecommerce

Ecommerce adalah semua aktivitas jual beli yang berlangsung melalui perantara media elektronik. Jika pada sebelumnya menggunakan siaran televisi dan radio, kini yang lebih populer menggunakan sarana internet karena dianggap lebih murah dan mudah.

Jenis ecommerce sendiri ada 6 (enam) macam. Meliputi; business to business (b2b), business to consumer (b2c), consumer to consumer (c2c), consumer to business (c2b), business to public administration (b2a), dan consumer to public administration (c2a).

Nah, baik marketplace maupun toko online milik Anda sendiri masuk ke dalam kegiatan ecommerce tersebut. Lantas apa itu marketplace?

Pengertian Marketplace

Marketplace adalah pihak ketiga atau pihak perantara yang memfasilitasi bertemunya antara penjual dengan pembeli. Penjual di sini bertugas melayani pembeli saja, tidak perlu mengurus dan memelihara platform marketplace. Semua sistem pemasaran dan penjualan, dari awal hingga akhir, dari sistem pembayaran dan pengiriman sudah diurus sama mereka. Anda tinggal fokus input produk ke website mereka.

Shopee, Lazada, dan Tokopedia adalah tiga contoh dari aplikasi marketplace yang saat ini mendominasi di pasar online Indonesia. Anda bisa menawarkan barang yang dijual kepada platform tersebut di situs online mereka, kemudian calon pembeli akan melihatnya. Nah, proses jual beli tersebut akan semakin mudah lantaran pada setiap toko dapat menerapkan digital marketing tertentu seperti menambahkan diskon harga.

Marketplace VS Toko Online

marketplace vs toko online sendiri

Lantas apa itu toko online? Mungkin Anda berpikir, membangun usaha dengan membuka situs web toko online sendiri akan bagus, nih. Dalam penerapannya, punya toko online sendiri melalui situs web berbasis ecommerce terkesan idealis dan mandiri, berdikari. Namun Anda perlu mempertimbangkan berbagai hal dan fokus tujuan bisnis atau usaha tersebut.

Pada akhirnya, semua keputusan untuk memilih antara website vs marketplace berada di tangan Anda. Namun Satelitweb akan memberikan beberapa penjelasan terkait kelebihan maupun kekurangan antara keduanya. Semoga menjadi manfaat dan pertimbangan dalam menentukan progres usaha dan bisnis Anda ke depannya.

Kelebihan Marketplace

Jika menengok ke belakang, beberapa brand terkenal juga menggunakan marketplace sebagai salah satu garda penjualan. Beberapa contohnya seperti Nokia, Samsung, dan Eiger. Tampaknya kedinamisan dalam digital marketing mulai kentara, bahwa promosi brand baru melalui marketplace mungkin untuk dilakukan.

Dan marketplace telah banyak membantu sukses bisnis-bisnis online dalam waktu cepat. Dulu, orang takut berbelanja online, dengan marketplace saat ini, orang terbiasa dengan berbelanja online. Banyak pengusaha sukses tercetak berkat markcetplace.

1.   Tidak Perlu Mengurus Platform

Berjualan di marketplace sebagaimana dikatakan sebelumnya, Anda tidak ikut andil dalam mengelola dan memelihara platform tersebut. Apalagi merancang dan membangun sistem dari awal. Pihak marketplace akan menyuapi Anda, mereka telah menyiapkan semuanya untuk digunakan oleh para penjual di dalamnya.

Anda bisa langsung mendaftar dengan mudah, gratis dan berjualan detik itu juga. Misalnya lagi, trafik melimpah mereka karena beriklan di mana-mana lewat berbagai media seperti televisi, billboard sepanjang jalan termasuk di jalan tol, kendaraan umum, bioskop, dan media lainnya dengan budget iklan seperti tak ada habisnya, membakar uang dana gila-gilaan dari para investornya untuk mencari perhatian semua orang agar mulai membeli dan berjualan di toko online mereka. Itu menjadi keuntungan untuk Anda, kepopuleran toko dan trafiknya, bisa Anda nikmati hari itu juga.

Namun ada beberapa hal yang perlu Anda cermati untuk menggaet ketertarikan dari pelanggan. Misalnya, foto tampilan produk yang seragam dan menarik. Anda dapat membuat template foto sendiri dalam menjalankan penjualan dalam marketplace.

Kemudian deskripsi produk, seperti detail yang jelas dan keunggulan supaya dapat bersaing dengan toko kompetitor lainnya. Atau diskon dan kupon seperti gratis ongkos kirim (ongkir) dengan minimum belanja tertentu.

marketplace tokopedia

2.   Murah, Bahkan Gratis

Untuk mendaftar menjadi penjual dalam marketplace, tidak membutuhkan biaya sama sekali. Tetapi, kalau Anda hendak melakukan upgrade status toko, akan ada potongan komisi sebesar 1 persen per produk untuk pihak marketplace.

Ada banyak benefit atau keuntungan ketika melakukan upgrade alias membayar biaya lebih ke marketplace. Mulai dari mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, keuntungan promosi, serta lebih serius dalam mengembangkan bisnis dan usaha.

3.   Menempati Peringkat Atas Pencarian

Selanjutnya tentang kemudahan dalam pencarian. Ketika Anda mengunggah produk di marketplace, tidak perlu memikirkan tentang Search Engine Optimization (SEO). Semua akan muncul di Google pencarian dalam Search Engine Results Page (SERP).

Sebagai contoh, ketika Anda mencari suatu barang seperti ‘tas pancing’ di pencarian Google. Cukup alihkan ke tab Belanja/Shopping. Di sana muncul berbagai jenis produk sesuai kata kunci yang Anda tulis dari macam-macam platform marketplace.

bikin toko online sendiri vs marketplace

4.   Tidak Perlu Strategi Marketing Mahal

Strategi marketing yang dapat diterapkan dalam marketplace ada banyak sekali. Pihak platform juga memberikan rekomendasi seperti memberi pelayanan bebas ongkir, diskon, promosi berbayar yang mana produk Anda akan menonjol dibanding kompetitor Anda saat dicari, chat masal kepada orang yang pernah melihat produk Anda, dan masih banyak jenis lainnya. Yang perlu penjual perhatikan adalah ketersediaan barang, kualitas produk, serta pelayanan kepada calon pembeli. Termasuk membalas pesan dengan cepat dan tepat.

Kekurangan Marketplace

Di samping segudang keunggulan menggunakan marketplace, ternyata ada beberapa kekurangan yang patut menjadi pertimbangan penting. Terutama dalam mengembangkan bisnis maupun usaha Anda tersebut tidak musiman alias untuk jangka panjang. Berikut adalah beberapa kekurangan dari berjualan di platform marketplace.

1.   Pelanggan Kurang Loyal

Setidaknya terdapat 3 jenis pelanggan, pelanggan berpengalaman (misalnya menengah bawah) dia sudah mengerti, membeli hanya di toko yang punya rank bagus, produk terjual sudah banyak, verified, review yang sudah banyak, dan menyortir harga yang termurah. Toko baru Anda tentu tak terpilih karena tanpa rank, tanpa review, kecuali jarang dijual, tak ada saingan.

Pelanggan ke dua yang pendapatannya bagus, biasanya menengah atas, tipe begini, biasanya mereka tak mau ambil resiko besar, kritis, mereka akan lebih memilih aman dengan membeli produk brand di official store, yang rata-rata dikuasai oleh brand raksaksa yang sudah bekerja sama dengan marketplace.

Tambahan tipe ke tiga, pelanggan newbie, yang baru berbelanja online, tipe begini biasanya kurang memahami atau tidak mempedulikan rank, review, official store, tetapi sayangnya tipe-tipe pelanggan baru newbie ini agak gaptek, takut ditipu jika belanja online, mereka lebih memilih offline.

Nah, sampai di sini Anda bisa berfikir sendiri, siapa yang akan membeli di toko Anda yang baru bergabung dengan marketplace, di mana toko Anda tanpa review, hanya ratusan/tidak ada produk terjual, apalagi tidak didukung dengan stok produk yang kuat dan unik.

2.   Persaingan Harga yang Ketat

Kejam bukan main. Ketika mencari sebuah produk tertentu, berapa banyak produk serupa yang muncul? Pada kasus yang demikian, pelanggan akan lebih condong untuk memilih produk dengan penjualan terbanyak, reputasi bagus, dan harga murah meriah. Sudah dipastikan injak-injakan harga terasa jelas, beda 500 perak, orang tetap akan membeli ke yang termurah. Faslitas sortir harga memungkinkan untuk itu.

Ditambah lagi importir produk langsung dari luar negeri yang memiliki dana besar, juga tidak mungkin melewatkan momen booming dagang digital ini begitu saja, mereka juga turut menjual di marketplace yang sama, dengan harga murah meriah. Tak peduli margin profit 200 perak mereka akan jual dengan alasan partai. Anda sebagai penjual tangan ke dua? Atau bahkan penjual reseller/dropshopper tangan ke sekian, ingin untung padahal seribu perak? Jelas lewat!

Oleh karena itu, marketplace sangat cocok jika Anda kuat di produk, marketplace aman kalau Anda pemilik produk utama dan bisa nurunin harga sesuai ribuan saingan penjual produk yang sama dengan Anda, dan paling penting, dengan harga itu Anda masih bisa bernafas lega, yang mana kompetitor produk serupa dengan Anda juga tak tanggung-tanggung rela bakar duit.

Bahkan banyak terjadi, produk sengaja dirugikan dari harga jual. Harga modal 2000 perak misalnya, mereka mau jual 1500 perak. Rugi gopek dengan alasan untuk menarik pelanggan terlebih dulu dan menambah koleksi review serta produk terjual banyak di toko online mereka. Tujuannya supaya orang akan percaya, dan membeli di toko marketplace mereka di waktu mendatang dan dalam jangka panjang. Jarang pelanggan loyal.

Logikanya, jualan kok untuk rugi? Anda sedang berdagang nyari untung. Bukan sedang bikin startup seperti mereka juga.

Seiring waktu, harapan jangka panjang tidak terwujud, persaingan di sini sangat ketak dan cepat, ditambah iklan si marketplace di mana-mana, bakar uang terus menerus di digital marketing, televisi, acara konser, musik KPOP, billboard di tol, jalan besar startegis, yang menyerukan dan mengajak orang untuk coba aja dulu, berjualan di marketplace mereka.

Iklan mereka dengan dana besar tentu berefek, membuat bermunculan lagi ribuan toko baru dari orang-orang yang sama seperti Anda, ingin mencari peruntungan di marketplace yang sama dengan Anda. Bermunculan lagi kompetitor importir tangan pertama datang tanpa permisi menyabet nyopet pelanggan-pelanggan Anda, mereka datang dengan duit lebih besar, berani bayar iklan besar-besaran di marketplace tempat mereka bernaung, harga lebih murah dari produk yang Anda jual, pelanggan Anda pun secara berangsur bahkan cepat beralih ke sana. Begitu terus menerus.

Ribuan toko online baru di marketplace bermunculan setiap saatnya membuat toko Anda tidak lagi dikenal, spesial, identik dan amat mudah dilupakan.

Di waktu yang sama, marketplace deg-degan juga dengan keberhasilan jutaan penjual yang sudah berhasil mereka himpun, sistem bisnis yang mereka bangun itu mahal sekali, dari mulai biaya riset, tenaga kerja terampil, gedung mewah, alat kerja termasuk server-server, biaya operasional setiap bulan, biaya beriklan, dan maintenance seperti bisnis pada umumnya.

Sebagai bentuk bisnis dan bukan yayasan amal, meskipun terus-terusan masih rugi untuk bakar duit menggaet toko baru ke marketplace mereka, jelas mereka harus mencari untung juga, paling tidak, menutup biaya operasional, dan syukur bisa mengembalikan dana setoran investor. Oleh karena itu, arah kebijakan dibuat berubah-ubah, Anda sekarang sulit untuk hanya mau gratisan saja.

Enak saja numpang gratisan terus! Sekarang Anda harus bayar top up iklan dong di tengah jutaan para penjual yang ada di marketplace mereka agar produk Anda bisa tampil di tengah jutaan produk yang bertebaran. Ini juga dilakukan marketplace dalam upaya memelihara sistem bisnis mereka dan pada gilirannya untuk pengembalian uang kepada investor-investor marketplace. Investor ingin untung, atau paling tidak duit mereka baliklah, memangnya investor naruh duit sumbangan di yayasan amal?

Dampaknya tidak berhenti sampai di sana saja, laba atau keuntungan yang Anda peroleh tidak bisa dilebarkan. Namun hal tersebut dapat tertangani kalau yang Anda jual berupa kerajinan tangan. Yakni punya sisi unik dan berdaya guna.

Lalu jarang terjadi pelanggan balik lagi setelah membeli, karena agak sulit mengingat brand Anda. Brand marketplace justru yang terkenal. Beli di mana? Di tokomedia, bukan di brand Anda.

3.   Tidak Bebas, Bergantung pada Pihak Ketiga

Toko Anda berada di bawah naungan marketplace. Ketika terdapat masalah seperti perubahan kebijakan manajemen marketplace yang dirasa tidak memihak, dan hal teknis lainnya maka akan berimbas kepada penjualan menurun. Meskipun hal demikian sangat jarang terjadi, tetap saja seorang penjual harus mempunyai rencana cadangan.

4.   Tidak Leluasa Branding Sendiri

Toko anda di marketplace sudah memiliki produk berkualitas, review yang banyak, harga yang menarik. Namun tahukah Anda bahwa pelanggan jarang yang kembali, karena banyak faktor, misalnya perubahan kebijakan algoritma sistem marketplace yang hanya menonjolkan toko premium yang bekerja sama dengan mereka atau telah beriklan dengan marketplace mereka. Pembeli lupa dengan brand Anda ketika dibutuhkan untuk membeli kembali karena yang terkenal marketplacenya, bukan toko Anda di sana.

Banyak kejadian ketika temannya bertanya, “beli dompet di mana, bro?” Si pembeli akan mengucapkan, “di tokomedia, di toko marketplace,” bukan di TokoDompetKamuSendiri.com.

Kelebihan Toko Online Merek Sendiri

Toko online adalah sebuah situs web yang dimiliki oleh pebisnis atau pengusaha dalam memasarkan barang atau produknya. Beberapa kelebihan kalau Anda berniat membangun toko online sendiri adalah sebagai berikut ini.

1.   Memegang Kendali Penuh

Kalau punya toko online sendiri, Anda memegang kendali penuh atas toko tersebut. Tidak bergantung kepada pihak ketiga. Sebagai analogi, untuk membangun sebuah toko sendiri, Anda dapat mengatur tata letaknya, warna catnya, bentuk bangunannya, dan lain sebagainya. Semua berada di bawah tangan Anda.

Anda dengan leluasa mengoleksi data customer Anda, nama, email, telepon, semuanya tercatat di sistem Anda, yang mana ini menjadi aset penting jika Anda punya produk baru lagi, bisa Anda kirim SMS massal atau email massal yang akan memberikan notifikasi massal untuk terus mengingat nama brand produk Anda. Hal ini tidak terjadi di marketplace, kekuasan data berada di tangan mereka. Sangat terbatas.

2.   Bebas Melakukan Branding Produk

Branding atau pengenalan sebuah merek produk dapat Anda genjot secara maksimal menggunakan toko online sendiri. Anda bisa memanfaatkan Google Ads berbayar, iklan premium di media sosial pilihan, Youtube, menjadi sponsor di festival, atau lainnya. Intinya adalah mengenalkan produk secara luas kepada masyarakat. Pada fase ini, target pasar harus jelas terlebih dulu.

3.   Interval Laba Lebar

Tidak ada persaingan harga, setiap produk selalu istimewa. Anda bebas menentukan harga pada setiap item produk dalam toko online tersebut. Bahkan untuk memasang iklan, misalnya produk unggulan atau produk terlaris. Anda cukup memasang pamflet yang bisa diatur melalui dashboard situs website.

Kekurangan Toko Online Sendiri

Ya, meskipun demikian, terdapat beberapa kekurangan yang terpaksa harus Anda sanggupi di awal. Beberapa kekurangan dalam membangun toko online sendiri meliputi ini.

1.   Perlu Modal Awal Besar untuk Membuat Website/Toko Online

Marketplace VS toko online, yang jelas tampak adalah website sendiri harus membangun dan mengurus platform terlebih dahulu. Hal tersebut membutuhkan modal yang lumayan, waktu yang banyak, serta tenaga yang lebih dan pengalaman tentu saja jika hasilnya ingin profesional.

Jujur saja, kalau Anda memutuskan untuk menyewa jasa webmaster atau jasa pembuatan website yang profesional dan berpengalaman, maka harus menggelontorkan biaya yang tak sedikit. Berbeda dengan marketplace yang bisa Anda mulai dengan segera dan gratis. Proses pendaftaran gampang.

Jika Anda ingin disita waktunya dan mengerjakannya sendiri oleh tangan Anda sendiri. Untuk membuat website sendiri, Anda membutuhkan domain dan web hosting sesuai kebutuhan, yang mana Satelitweb menyediakan kebutuhan itu di sini

Dengan uang mulai 200 ribu perak, Anda sudah bisa memiliki nama domain dan web hosting yang siap digunakan untuk membuat website Anda.

2.   Memikirkan Peringkat Pencarian

Melakukan branding secara offline membutuhkan tenaga dan relasi yang kuat. Sedangkan melakukan branding di internet dengan iklan perlu modal awal juga. Belum lagi Anda harus memikirkan tentang SEO, mulai SEO On Page, SEO Off Page, dan SEO Technical. Tentu hal ini membutuhkan kemandirian dan telaten yang tinggi. Dan iklan digital itu saat ini mahal.

Tetapi tentu saja, untuk jangka panjang, memiliki toko online Anda sendiri yang Anda rawat sedari awal, jelas lebih menguntungkan jika bisnis Anda ingin bebas berdikari. Bukan untuk jangka pendek alias musiman.

3.   Perlu Diiklankan

Satelitweb telah banyak menulis, bahwa untuk saat ini, membuat website/toko online sendiri saja tidak cukup, tetapi Anda juga harus menggunakan strategi digital marketing untuk mengiklankan toko online Anda yang di dalamnya terdapat produk-produk Anda. Percuma website bagus, produk berkualitas namun tanpa ada orang yang melihat dan tahu tentang produk yang Anda tawarkan.

Itu artinya, pemasaran atau iklan di internet begitu penting perannya setelah website. Satelitweb menyediakan jasa digital marketing murah yang bisa Anda cek harganya pada halaman ini.

4.   Perlu Perawatan dan Monitoring

Anda harus merawat maintenance website yang sudah Anda buat, melakukan pemeriksaan, update sistem website secara berkala dan pemantauan. Jika Anda tidak bisa mengurus poin ini karena terhisap waktunya untuk urusan bisnis Anda, maka Anda dapat mendelegasikan hal ini ke orang yang profesional. Ini tentu menguras biaya lagi.

Kesimpulan Website VS Marketplace

Tampaknya, semua kembali kepada diri Anda sendiri. Di titik mana Anda sebagai pengusaha menempatkan diri, dan tergantung arah visi perusahaan yang sedang Anda bawa. Apakah short term atau long term?

Apakah siap dalam mengeluarkan modal berkelanjutan dan telaten memelihara jika membangun toko online sistem merek sendiri namun dapat dimiliki 100 persen kepemilikannya dan dirasakan dalam jangka panjang dan berkelanjutan manfaatnya dengan brand perusahaan Anda yang menempel di orang lain.

Atau Anda merupakan pedagang warung biasa yang tak kenal visi misi dan tak mau tahu soal brand, pemasaran, yang penting bagi Anda barang laku hari ini saja untuk dimakan hari itu juga. Anda pedagang yang bersifat ingin segera produk keluar gudang dengan mendapatkan profit dan menjual produk dengan menggunakan marketplace. Bulan depan, satu tahun lagi, bodo amat. Begitu marketplace yang Anda andalkan tumbang

Tetapi Satelitweb percaya, bahwa tujuan siapapun Anda membuka perusahaan adalah untuk mendapatkan hasil dalam jangka pendek serta berkelanjutan dalam jangka panjangnya. Kecuali, Anda memposisikan diri hanya sebagai pedagang warung biasa. Oleh sebab itu saran terbaik adalah, memilih untuk membangun keduanya secara bersamaan, yang dapat disesuakan dengan jenis usaha dan budget.

Jika diibaratkan, website/toko online adalah kantor resmi Anda di dunia online atau digital, dan medsos serta marketplace adalah pasar/pasar malam, tempat orang berkumpul yang sedang tren, tempat pameran.

Platform media sosial boleh buka tutup dan bermunculan yang baru, seperti mIRC, Friendster, YM, Facebook, Instagram, Twitter, BBM, WA, Telegram, Youtube, TikTok dan sejenisnya. Mereka boleh ramai dan ditinggalkan usernya saat ini atau kelak karena perusahaan bermasalah dengan investor atau bangkrut. Tetapi website/toko online yang Anda buat yang berdikari tetap berdiri kokoh tanpa terpengaruh kebijakan medsos atau marketplace yang tumbang dan bermunculan. Ditambah nama domain Anda sudah lama terdaftarkan dan punya nama.

Toko online atau website Anda tetap ada, punya nama domain yang sudah lama terdaftarkan, dan bisa loncat sesuai arah angin ke mana tren pemasaran digital yang sedang ramai dan bakalan menguntungkan. Bayangkan ketika Anda menaruh semua harapan di sana, marketplace atau medsos tutup, brand Anda tak teringat lagi, raib, usaha juga terkena imbasnya. Tak ada tabungan branding sama sekali, dan pelanggan yang sudah membeli barang di Anda, bingung ingin menghubungi ke mana.

Mari sedikit ambil contoh pengalaman Satelitweb dulu, di sebuah forum online diskusi kritis terbesar No. 1 di Indonesia, sebut langsung saja namanya, Kaskus, yang memiliki trafik terbesar di kelasnya pada masanya, memiliki sub forum bernama Forum Jual Beli (FJB) yang memiliki sistem yang mantap pada masanya, sama seperti tokomedia marketplace saat sekarang ini, dan memanjakan sangat user-usernya. User tak pusing dengan pencarian trafik karena sudah melimpah ruah sangat mudah ditemukan di mesin pencari, user id kita tercatat gabung sejak 2010. Dari sanalah, Satelitweb mendapatkan banyak pesanan domain, hosting, jasa pembuatan website, iklan digital dan mengantongi banyak testimoni positif dari user-user di sana, terhitung tahun 2013-2017-an awal.

Jika Satelitweb pada saat itu hanya mengandalkan forum tersebut, dan abai terhadap pengembangan website utama karena merasa sudah enak, nyaman disuapin Kaskus dari segi sistem dan trafik, mungkin tamatlah sekarang riwayat Satelitweb. Tetapi karena pemesanan tetap melalui website utama, jadi ketika Kaskus tumbang, Satelitweb tetap bisa melanjutkan dengan data-data customer yang masih ada, dan user Kaskus yang jadi pelanggan tetap menghubungi ulang Satelitweb saat membutuhkan jasa Satelitweb karena masih ada website dari tahun 2011 hingga sekarang, beserta kontak lengkapnya. Meskipun platform kita bertemu pertama kali sudah berubah, karena Kaskus khususnya forum FJBnya sendiri kurang cepat tanggap berinovasi terkalahkan dengan marketplace populer sekarang, terlebih di sistem pembayarannya yang dirasa masih kurang aman bagi usernya.

Jadi pesan subjektifnya adalah, Kaskus/web trafik rame/medsos populer/marketplace digunakan saat kita sudah memiliki website/toko online sendiri, jangan terbalik.

Seperti misalnya penjual mobil, mereka tetap memiliki dealer resminya, namun mereka juga mencari keramaian, misalnya di pom bensin yang ramai para pengguna motor, mereka menaruh unit-unit mereka untuk dipamerkan, di mall, di pasar, intinya di tempat keramaian yang sesuai.

Ketika pasar itu direlokasi ditutup Pemda, pom bensin tak beroperasi, mall tutup bangkrut karena orang memilih nyaman belanja online, tetap saja, dealer resmi ada, dan tinggal melihat tempat keramaian mana lagi yang akan disasar untuk menawarkan mobil mereka.

Begitu juga dengan website/toko online Anda, saat marketplace sudah mulai loyo, gelagatnya sudah tak pro pedagang lebih mementingkan pembeli, ketika marketplace sudah mulai menjual produk merek mereka sendiri dan memprioritaskan official store dari brand-brand raksaksa yang sudah tekan MoU, atau hanya mementingkan jualan produk digitalnya seperti pulsa, voucher game, token, produk asuransi, produk perbankan atau fintech yang sudah bekerjasama dengan marketplace, ketika penjual dan pembeli hanya dijadikan alat pembuat trafik gratis dan otomatis mereka, ketika marketplace mulai menagih iuran premium atau top up beriklan yang mahal di sistem mereka untuk mengembalikan uang investor, atau ketika media sosial berubah sistem dan tutup, website Anda tetap tak akan terpengaruh.

Jika di dunia konvensional offline, sama seperti halnya jika Anda punya produk dan mengandalkan warung/toko/minimarket bertrafik pengunjung rame untuk memasarkan produk Anda misalnya bagi hasil atau secara konsinyasi, seperti di Indimaret, Almamaret, Amamidi sementara Anda tidak memiliki warung/toko sendiri.

Produk Anda terikat pada kebijakan toko/minimarket tersebut, “Tapi kan mereka trafiknya rame, sama-sama diuntungkan, simbiosis mutualisme?” Untuk di awal memang.

Tetapi coba perhatikan dengan jeli dan teliti setiap Anda berkunjung ke minimarket/toko tersebut sekarang, secara pelan tapi pasti, mereka mulai menjual produk-produk dengan merek mereka sendiri, dari mulai makanan minuman mineral, keripik singkong, peralatan mandi seperti sabun, sikat gigi, lap, pel, tisu, tusuk gigi, makanan tradisional, obat-obatan, kue, sandal, sekarang dibungkus dan dilabeli dengan merek toko mereka sendiri, misalnya pasta gigi merek Indimaret, tisu merek Almamaret, air botol kemasan merek Almamidi. Lebih untung, dong!

Produk Anda kalau bisa ditaro di rak ujung belakang paling pojok aja supaya tidak terlihat pengunjung, hehe.

Nah, mudah-mudahan marketplace online nantinya tidak ke sana arahnya.

Kembali ke topik pembahasan awal, tak terpengaruhnya website/toko online Anda ketika semua itu terjadi, apalagi, dengan sudah mengantongi banyak database customer lama Anda, Anda pun siap mempromosikan ulang produk Anda. Jika trend marketplace lain sedang lebih unggul, Anda sudah bisa menempelkan website atau menaruh barang-barang Anda ke marketplace atau media sosial yang sedang ramai. Misalnya TikTok yang baru dan heboh, Youtube yang ramai  untuk pemasaran audio visual, anda bisa juga turut memanfaatkan keramaian tersebut dengan memperomosikan produk/jasa Anda di sana dengan kreatif, dengan tak lupa menyebutkan atau menyertakan nama domain dari website/toko online jualan Anda sendiri.

Sebab hari ini, punya website saja tidaklah cukup untuk memasarkan produk/jasa Anda! Berbeda dengan 9-10 tahun yang lalu, di mana akses internet masih mahal, terbatas dan masih banyak orang yang takut hingga tak memiliki pengetahuan tentang hal ini.  

Teknologi pemasaran di internet, software dan toolnya boleh saja berubah, tetapi prinsip dasar yang tidak berubah dari dulu secara sederhananya seperti berikut ini:

Website Company profile/Toko Online/App Jualan Anda > Cari Trafik (web, media sosial+marketplace) > Penjualan.

Teknologi sekarang dan ke depannya pasti terus berubah cepat, tetapi prinsip dasar internet marketing adalah seperti di atas. Anda punya produk, butuh sebanyak-banyaknya orang melihat produk Anda, lalu dari sana hanya orang yang tepat yang tertarik dengan produk/jasa yang Anda tawarkan saja yang menginginkan dan bertanya-tanya mengenai produk Anda, ada yang cocok, dan ada yang tidak, terjadilah penyaringan menuju ujungnya penjualan.

Silakan teknologi digital marketing/internet marketing/online marketing/pemasaran internet/iklan digital/ atau apapun itu istilah-istilah barunya berubah, tetapi prinsip dasar itu tak terbantah.

Jadi daripada jadi kaum mendang-mending, lebih baik memanfaatkan untuk menggunakan semuanya. Tetapi jika anggaran Anda terbatas, pilih yang perlu saja. Karena tiap situs/medsos/marketplace itu harus juga diurus dan dioptimalkan.

Mengandalkan medsos dan marketplace saja ribet dan repot, begitu juga membuat sistem website/toko online/app bisnis produk Anda dari awal. Mencari programmer/website agency, jasa SEO, penulis artikel, jasa digital marketing agency yang cocok sesuai, tepat berpengalaman juga butuh waktu, branding produk merek sendiri juga repot, mahal, dan butuh waktu.

Semuanya sama-sama repot untuk dilakukan sebetulnya, dan semua ada kekurangan dan kelebihannya. Kalau tidak mau repot, mungkin memang usaha bukan jalan tepat yang Anda tempuh.

Apakah Anda ingin menikmati jangka pendek di marketplace atau jangka panjang yang meskipun mahal, repot di awal membangun sistem merek sendiri, tapi berkelanjutan dan untuk visi perusahaan Anda jangka panjang? Anda yang bisa menjawabnya.

Namun tetap, Anda harus realistis memperhitungkan lagi kebutuhan dari bisnis dan usaha Anda, kesanggupan, serta target yang diharapkan. Jangan sampai menghabiskan banyak waktu dan tenaga hanya untuk gagal, ya. Bagaimana pun bisnis online, pemasaran digital atau bisnis internet adalah sebuah bisnis, yang tidak instan.

Ada investasi yang dituangkan. Ibaratnya pohon, bibitnya ditanam, dipupuk, memerlukan waktu dan kesabaran menyiram dengan rutin agar tumbuh menghasilkan buah yang diinginkan, bisa panen, dipetik, dan dinikmati hasilnya.

Lakukan saat ini juga yang menurut Anda baik sesuai dengan jenis usahanya, tentunya dengan berbasiskan data, karena kompetitor Anda sudah serius bergerak duluan dengan menumpahkan segenap pikiran, tenaga, waktu, uang yang tidak sedikit di digital marketing untuk bisnisnya.

Tetapi yang pasti, tidak ada bisnis besar atau brand besar yang tidak memiliki website company profile/toko online sendiri. Meski mereka tetap mempromosikan di berbagai macam saluran digital marketing.

Jangan sampai seperti banyak kasus yang terjadi, usaha yang sudah Anda geluti sekarang tertinggal kemajuan zaman dengan bertahan pada kepercayaan lama dan cara-cara lama yang kuno karena alasan manajemen tak tak ada waktu mengurus hal itu, perusahaan Anda merasa sudah cukup dengan yang sudah didapatkan saat ini, hingga tanpa terasa, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun ke tahun, order semakin sepi dan usaha Anda pun tutup, hal itu sering terjadi bahkan pada perusahaan besar multinasional di zaman sekarang.

lagipula, biaya nama domain dan web hosting di Satelitweb sebagai syarat utama dalam membuat website/toko online untuk kegiatan digital marketing, biayanya jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya upgrade member, topup/sundul atau iuran per bulan/tahun iklan tertentu dari marketplace.

Yang terparah, perusahaan tidak mau beriklan dengan pertimbangan penghematan karena sudah merasa ramai order, puas diri, tak mau belajar ulang, sekelas perusahaan raksasa saja tetap beriklan terus menerus, misalnya seperti Facebook, Twitter yang sudah ramai kebanjiran pengguna, atau marketplace-marketplace top 3 di dunia dan Indonesia yang sudah ramai penjual dan pembeli, tetap tak berpuas diri, menggenjot terus iklan memperebutkan perhatian masyarakat hingga saat ini.

Itulah beberapa penjelasan dari marketplace vs toko online dari Satelitweb, semoga membantu.

admin

Penulis di Satelitweb.com

(021) 29433280 | 08122222612

Butuh bantuan? Jangan ragu untuk menghubungi Satelitweb